Desa Adat Panglipuran

Hujan gerimis saat Tim Komunikasi dan Media G2 tiba di Desa Adat Penglipuran, Kecamatan Kubu, Bangli, Minggu . Memasuki kawasan, Tim dan pengunjung lainnya disambut deretan rumah adat berbahan bambu.

Di jalan utama desa, orang-orang berjalan-jalan, sebagian besar adalah wisatawan. Mereka tampak menikmati keindahan yang ditawarkan Desa Penglipuran, sembari sesekali berfoto untuk mengabadikan momen tersebut.

Di tengah gencarnya pemulihan aktivitas pariwisata di Bali, banyak destinasi di Pulau Dewata yang mempercantik diri menyambut perhelatan akbar internasional KTT G20. Bersama dengan desa adat lainnya, Penglipuran menjadi salah satu kawasan yang menjadi sasaran pembangunan infrastruktur.

Kelian (Kepala Desa) Desa Adat Penglipuran I Wayan Budiarta menyatakan, pihaknya telah menerima bantuan infrastruktur dari Pemkab Bangli berupa pemasangan perkerasan aspal jalan desa.

Ia memastikan desa tersebut siap menyambut pengunjung peserta KTT G20. Selain melakukan persiapan infrastruktur, Dewan Adat desa juga telah membentuk pengelola wisata yang terlatih.

“Mereka merupakan petugas yang terlatih, mulai dari petugas kebersihan jalan, petugas tiket, hingga petugas keamanan, semuanya merupakan warga sekitar,” kata Budiarta.

Menjadi salah satu desa terbersih di dunia, Penglipuran nyatanya menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Bali. Tak heran jika desa tersebut mendapat kunjungan Delegasi G20 pada September lalu. Pengunjung tersebut merupakan peserta yang menghadiri Rapat Menteri Energi.

“Mereka menyampaikan kesannya terhadap desa yang tertata rapi dan rapi, masyarakat tertib yang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan melestarikan warisan nenek moyang,” imbuhnya.

Masih di bulan yang sama, para menteri pariwisata peserta Hari Pariwisata Sedunia 2022 juga berkunjung ke Penglipuran. Ada tujuh menteri didampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno yang berkunjung ke desa tersebut.

 

Melestarikan Warisan Nenek Moyang

Gambar oleh : Wisatawan memadati jalan desa adat Penglipuran di Bangli. Di tengah gencarnya pemulihan aktivitas pariwisata di Bali, banyak destinasi di Pulau Dewata yang mempercantik diri menyambut perhelatan akbar internasional KTT G20. Bersama desa adat lainnya, Penglipuran menjadi salah satu kawasan sasaran pembangunan infrastruktur.(Foto: Antara)

 

Wayan menjelaskan, Desa Penglipuran merupakan peninggalan nenek moyang abad ke- 13 . Masyarakat desa tetap melestarikan tradisi nenek moyang yang berusia ratusan tahun. Sejak tahun 1993, Pemerintah menetapkan desa adat ini sebagai desa wisata.

Tata ruang desa terdiri atas tiga bagian yang berdiri sejajar dari utara ke selatan yang disebut dengan Tri Mandala , yaitu Utama Mandala (lingkup utama), Madya Mandala (lingkup tengah), dan Nista Mandala (lingkup bawah).

Utama Mandala terletak di puncak utara. Terdapat dua pura ( kuil ) yaitu Pura Penataran dan Pura Puseh yang berdiri berdampingan. Penduduk setempat datang ke pura ini untuk berdoa. Kawasan ini juga merupakan rumah bagi hutan bambu yang bersih dan tertata rapi.

Sedangkan Madya Mandala merupakan pemukiman warga yang terdiri dari 78 angkul (pintu). Setiap angkul dihuni oleh satu marga. Setiap angkul mempunyai jumlah kepala keluarga yang bervariasi. Secara keseluruhan, jelasnya, terdapat 245 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 1.100 jiwa. Terakhir adalah Nista Mandala. Terletak di wilayah selatan, di mana pemakaman penduduk setempat juga berada.

Selain lanskapnya, bangunan desa juga memiliki keunikan arsitekturalnya. Ada beberapa bangunan klasik berupa angkul-angkul yang artinya gerbang utama. Dikutip dari laman penglipuran.net, struktur angkul ini semuanya identik.

“Beberapa di antaranya terbuat dari beton. Tapi sejak tahun 1990, semuanya dibuat identik dengan atap bambu,” jelasnya lebih lanjut.

Menurut Budiarta, keindahan alam Penglipuran yang dijadikan destinasi wisata hanyalah bonus belaka. Yang terpenting adalah tingginya kesadaran warga dalam melestarikan budaya warisan nenek moyang. Dalam kesehariannya mereka menerapkan konsep Tri Hitha Karana yang berpusat pada hubungan antar umat manusia yang hidup dalam toleransi dan penuh keharmonisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *